New Zealand Pre-Wedding | After the Winding Road – Robin and Ririn

Winding Road selalu terlihat indah dalam komposisi foto, Tapi dari perspektif roadtrip yang panjang akan terasa melelahkan, tantangannya adalah menaklukan setiap kelokan, dengan mengcounter gaya dorongan dari belokan itu tersendiri, ini bukan sebuah fairy tail, tapi sebuah perjalanan…
“Chong, lu masih foto2?” sebuah pertanyaan yang straight to the point untuk merajut sebuah tali persahabatan yang terputus selama 4 tahun “Gue mau married tahun depan, lu bisa fotoin gue?”
Ya, itu adalah Robin Gunawan, teman seperjuangan di FH Tarumanagara 2008, muka ganteng, badan tinggi ala-ala Korea & jago maen basket, singkat kata modal baguslah untuk jadi buaya kampus.
Robin sering ikut gue waktu kompetisi lomba fotografi as a lighting assistant, dia pegang payung dan strobe, dan dia sering digodain sama spg car-show yang cantik dan sexy.
Gak berpikir dua kali gue mengiyakan dan memulai brainstorming, pengaturan timeframe dan menunggu pergantian musim dingin di New Zealand, sembari nyelesain S2 public Notary yang gak berguna karena aturan zonasi itu.
April 2010 Robin menjalin hubungan dengan Ririn, sebuah romansa SMA yang terwujud, pertemuan mereka sekalian menjauhkan hubungan kita, karena dia sibuk pacaran, gym dan basket, dan gue sendiri sibuk dengan pekerjaan fotografi.
2013 Robin lulus, dan mulai bekerja, selang 2 tahun ia berangkat ke New Zealand menyusul Ririn untuk melanjutkan pendidikan di Auckland. “Cuek dalam hubungan tapi pekerja keras” tutur Ririn mengenai Robin, namun karangan bunga dan cincin valentine sempat mewarnai hubungan mereka walaupun Robin bukan tipe yang pintar  merangkai kata.
Sementara “Keras kepala dan Tahan banting” menjadi sifat Ririn yang terbersit pertama kali di kepala Robin, itu yang membuat hubungan mereka bertahan selama 7 tahun dan berlanjut di pelaminan.
“Gue mau viewnya keliatan jelas, kalau close up, gak perlu jauh-jauh di Jakarta aja” pesan Ririn, sebuah brief yang singkat padat dan jelas
Gue setuju, dan memang landscape akan lebih menarik ketimbang portrait dominasi dalam gambar di New Zealand
SAKURA! gue gak pernah menduga, ada taman Sakura di New Zealand! btw kalo lu pergi roadtrip South Island, lebih baik lu stock minuman alcohol di Christchurch ini, jauh lebih murah ketimbang begitu lu sampe ke Queenstown
Salah satu mandatory shot, yaitu menikmati milky way di Church Good of Shepherd dikala malam hari dengan temperatur dibawah 0 derajat dengan hembusan angin Lake Tekapo, priceless!
Menyusuri tepian Lake Pukaki dengan refleksi gunung es yang terlihat magis
Dibalik foto-foto ini, sebenarnya terlalu banyak kata-kata yang gak mungkin diucapin fotografer pre-wedding umumnya berbagai makian-makian yang gak dimengerti penduduk lokal, tapi justru hal-hal seperti itu yang bikin senyuman muncul dan menghilangkan kejenuhan dan kelelahan prewedding sesi ini

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s